Sejarah Pantai
Watu Dodol di Banyuwangi
Orientasi
Obyek wisata Pantai watu Dodol di
Banyuwangi ini berada di wilayah administrasi Kecamatan Kalipuro Kabupaten
Banyuwangi, letaknya yang berada di perlintasan jalur yang menghubungkan
Banyuwangi dan Situbondo membuat obyek wisata ini sangat mudah diakses baik
dari arah Situbondo maupun dari arah Banyuwangi kota. Dari arah Banyuwangi kota
ke obyek wisata Pantai watu Dodol di Banyuwangi ini dapat ditempuh dengan jarak
14 kilometer ke arah utara. Atau sekitar kurang lebih 5 kilometer dari
pelabuhan ketapang. Pada hari hari libur watu dodol selalu dipadati pengunjung.
Karena letaknya berada di tepi jalan poros Banyuwangi – Situbondo, watu dodol
biasa dijadikan tempat peristirahatan sejenak setelah menempuh perjalanan jauh.
Peristiwa 1
Apabila Anda sering beperpegian
ke Bali lewat darat, terutama lewat utara Jatim, yaitu kawasan Situbondo, maka
saat memasuki wilayah Banyuwangi Anda akan disambut Gapura Kejut. Ada patung
Gandrung (Kesenian khas Banyuwangi) di sebelah kiri. Deburan ombak dengan air
laut yang bening, serta ada onggokan batu besar di tengah jalan. Itulah yang
disebut Watu Dodol.
Peristiwa 2
Konon menurut cerita yang berkembang
di masyarakat setempat, nama Pantai watu Dodol di Banyuwangi menceritakan asal
muasal batu itu. Watu bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia Batu. Dodol, atau
dalam masyarakat Using disebut Jenang. Nama jenang itu, biasanya diikuti jenis
bahan bakunya. Misalnya, jenang ketan, karena terbuat dari beras ketan. Jenang
Selo dan sebagainya. Nah dari sini, cerita asal usul watu dodol terlihat sekali
bukan berasal dari masyrakat lokal. Apalagi pelaku cerita adalah Kyai Semar,
tokoh pewayangan. Padahal warga Using (asli Banyuwangi), tidak mengenal tradisi
pewayangan.
Peristiwa 3
Masih melanjutkan kisah tentang Pantai watu Dodol di Banyuwangi,
konon Batu itu berasal dari jualannya Kyai Semar yang terjatuh di tempat itu.
Sedang berasnya tumpah, menjadi pasir yang bersih di sekitar pantai watu dodol
Konon alat pukulnya, kayu kelor, terlempat dan menancap di sela-sela batu di
kana jalan (kalau dari Surabaya). Ini juga aneh, di celah batu tumbuh pohon
kelor. Bagi masyarakat Jawa, kelor merupakan senjata pamungkas untuk
menghilangkan segala pengaruh mistik yang dimilki seseorang. Seperti ilmu
kanuragan atau ilmu hitam, diyakini akan luntur bila bersentuhan dengan kayu
kelor. Sementara bagi warga Using, merupakan bahan sayur segar yang disajikan
pada siang hari. Terutama pada hari ke-2 dan setelah pada Idul Fitri. Bisa
dipastikan, banyak orang Using yang memasak sayur daun kelor.
Peristiwa 4
Namun sejak banyaknya orang-orang sekitar watu dodol
melakukan pengambilan batu karang, maka “kiclong-kiclong” watu dodol tidak
seperti yang tergambarkan dalam lagi yang populer tahun 1970-an itu. Bahkan di
pantai Kampe, sebelah barat Pantai watu Dodol di Banyuwangi, pantainya
berlumpur. Batu karangnya habis diambil warga, untuk bahan campuran batu kapur.
Padahal, menurut warga setempat, gambaran “kinclong-kinclong” itu dulu bisa
dinikmati sejak kawasan Wongsorejo hingga ke Pantai Blimbingsari.
Peristiwa 5
Meski kondisi sekarang tidak seideal seperti dalam lagu “Padang Ulan”, setidak kita masih bisa menikmati sisa-sisa “kiclong” Pantai watu Dodol di Banyuwangi. Deburan ombaknya, juga bagus. Apalagi disaksikan dari Gardu Padang yang berada di bukit seberang Pantai watu Dodol di Banyuwangi. Kawasan ini, juga menjadi wisata andalan Pemkab Banyuwangi. Bisa juga dijadikan tempat istirahat, apabila wisatawan akan ke Bali atau pulang dari Bali.
Meski kondisi sekarang tidak seideal seperti dalam lagu “Padang Ulan”, setidak kita masih bisa menikmati sisa-sisa “kiclong” Pantai watu Dodol di Banyuwangi. Deburan ombaknya, juga bagus. Apalagi disaksikan dari Gardu Padang yang berada di bukit seberang Pantai watu Dodol di Banyuwangi. Kawasan ini, juga menjadi wisata andalan Pemkab Banyuwangi. Bisa juga dijadikan tempat istirahat, apabila wisatawan akan ke Bali atau pulang dari Bali.
Reorientasi
Selain
menikmati indahnya panorama laut, pengunjung dapat pula mendaki bukit yang
letaknya hanya bersebrangan jalan, di bukit ini telah disediakan track untuk
dilewati oleh pengunjung. Sesampai di atas bukit, pengunjung dapat melihat
panorama selat Bali yang lebih luas dan indah. Selain itu juga terdapat
kios-kios souvenir yang menyediakan barang-barang kerajinan berbahan baku dari
kerang kerangan dan batu batuan laut.